BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi dan menginformasikan ikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar. Kata ini berasal dari bahasa latin “intergum” yang berarti penutup.
Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada vertebrata khususnya ikan, maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu.
1.2. Rumusan Masalah
· Bagaimanakah sistem integumen yang terdapat pada ikan?
· Bagaimanakah jenis-jenis sisik yang menyusun tubuh luar ikan?
· Adakah perbedaan integumen ikan berdasarkan habitatnya?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
· Mengetahui dan mempelajari bagaimanakah system integument ikan?
· Mengetahui dan mempelajari jenis-jenis sisik ikan?
· Mengetahui perbedaan integument ikan berdasarkan habitatnya?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Integumen
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir) ( Wisnu, 1998).
2.2. Pengertian Ikan
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angina ( Djuhanda, 1981).
Dalam keluarga hewan bertulang belakang/ vertebrata, ikan menempati jumlah terbesar, sampai sekarang terdapat sekitar 25.000 species yang tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar ( Djuhanda, 1981).
2.3. Struktur Kulit Ikan
Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif. Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat kaitannya dalam pembentukan struktur integument ( Suripto, 1990).
Struktur Kulit Ikan
( Suripto, 1990)
a. Epidermis
Merupakan lapisan luar dari kulit, kulit pada bagian epidermis ini selalu basah yang disebabkan oleh lendir yang dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian dalam epidermis ( Omar, 1987).
Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk piala yang dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang dinamakan mucin. Jika zan tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah. Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih banyak daripada ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat berenang lebih cepat, pada ikan belut lendiri digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipariabel yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam penutupan luka ( Omar, 1987).
Salah satu kasus masalah lendir ikan ialah lender ikan kerapu macan yang terdeteksi virus VNN : Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan salah satu diantara ikan kenipu yang berhasil dibudidayakan oleh petani petambak dan tingkat keberhasilan mencapai 40% pada penetasan kerapu industri skala rumah tangga di Bali. Virus viral nervous necrosis (VNN) merupakan penyebab kematian massal ikan kerapu, terutama larva dan juvenil. Pada penelitian ini, dikemba.vgkandan diaplikasikan uji imunositokimia streptavidin biotin (SB) untuk diagnosis dini VNN. Sampel (lendir) ikan kerapu yang diinfeksi virus VNN in vivo, diuji reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR). Lendir yang positif DNA VNN dengan RT-PCR,selanjutnya diuji SB. Hasil penelitian ini membuktikan, bahwa virus VNN dapat dideteksi pada lendir ikan kerapu macan tersebut yang terinfeksi virus VNN 24 jam sebelumnya. Disimpulkan, bahwa uji SB yang cepat dan akurat adalah tepat dan cocok untuk diaplikasikan dalam rangka program rutin kontrol dan pencegahan VNN di Karantina Ikan Indonesia karena dapat dilakukan tanpa mematikan ikan, diterima secara ilmiah, hukum Dan internasional, dan bahkan tidak mencemari lingkungan hidup ( Sudaryatma dkk, 2012).
b. Dermis
Lapisan kulit dalam atau dermis akan lebih tebal dari lapisan kulit luar. Dermis mengandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Lapisan ini juga berperan dalam proses pembentukan sisik pada ikan yang bersisik ( Omar, 1987).
2.4. Jenis-Jenis Sisik Ikan
Terdapat macam-macam sisik ikan, yang diantaranya :
1) Sisik Pelacoid
2) Sisik Ctenoid
3) Sisik Cycloid
4) Sisik Cosmoid dan Ganoid
Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan umumya ada lima macam yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik placoid dan sisik cosmoid. Diantara kelima jenis sisik tersebut mempunyai bentuk dan tipe beranekaragam. Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik cycloid dan ctenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut ( Rahardjo, 1980).
1) Sisik Pelacoid
Sisik Placoid atau dermal denticle, yaitu sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan Chondrichthyes disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan email yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal ( Suripto, 1990).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisrI7dENVzpDMcr6WQeLSN3MvCyIf5DKHJtqKTBRJo2SSe6Q1cT9WRnYgmHYevuGOkANB6qWlm7hC7Qe1FNV8BTGR7MtwVkQQhSnKawcX6-FNlQPWMvzSdVoq9UalWFX937oPikWFH/s320/sisik+2.jpg
2) Sisik Ctenoid
Sisik Ctenoid terdapat pada ikan bertulang sejati (Teleostei) yang mempunyai jari-jari sirip keras (Acanthopterygii). Berbentuk pipih, tipis dan transparan, tidak mengandung dentine atau enamel, serta pada bagian posterior terdapat semaam duri-duri kecil atau Ctenii. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius) ( Suripto, 1990).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_YinoKntVRKgAwBFoLA1K5kgcL5RYHv8Dtq1j0vrvBNVUopMvX-8MMX6tp_Yh1z2-wGVUIkvFgw2zMoMX8y8npts_2JS1DiPfxVNYdqVS7WGoGVchlVHPitXFSfjsec_y_LgR_Xwl/s320/sisik.jpg
3) Sisik Cycloid
Sisik Cycloid terdapat pada ikan Teleostei yang memiliki jari-jari lunak pada siripnya (Malacopterygii). Betuk sisik ini lebih bulat dan tidak mengandung dentine atau enamel. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius). Pada ikan dari daerah subtropis, circuli dapat digunakan untuk menentukan umur ikan ( Suripto, 1990).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_YinoKntVRKgAwBFoLA1K5kgcL5RYHv8Dtq1j0vrvBNVUopMvX-8MMX6tp_Yh1z2-wGVUIkvFgw2zMoMX8y8npts_2JS1DiPfxVNYdqVS7WGoGVchlVHPitXFSfjsec_y_LgR_Xwl/s320/sisik.jpg
4) Sisik Cosmoid dan Ganoid
Sisik Cosmoid
Sisik Cosmoid terdapat pada ikan yang sudah menjadi fosil atau terdapat pada ikan primitif seperti ikan Latimeria dan sisik ini permukaan luar berlapis denticulate.
Sisik Ganoid
Sisik Ganoid terdapat pada ikan-ikan Acanthopterygii contohnya ikan Acipencer serta pada lapisan luar sisik dibentuk dari substansi garam anorganik yang keras (ganoine) ( Suripto, 1990).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisrI7dENVzpDMcr6WQeLSN3MvCyIf5DKHJtqKTBRJo2SSe6Q1cT9WRnYgmHYevuGOkANB6qWlm7hC7Qe1FNV8BTGR7MtwVkQQhSnKawcX6-FNlQPWMvzSdVoq9UalWFX937oPikWFH/s320/sisik+2.jpg
2.4. Perbedaan Sisik Ikan Berdasarkan Habitatnya
Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik cycloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik ctenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar ( Alamsjah, 1974).
Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis ( Djuhanda, 1981).
Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti “paddle fish”, ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir yang tebal ( Alamsjah, 1974).
Description: http://www.tpwd.state.tx.us/fishboat/fish/images/inland_species/lpaddle.gif
Paddlefish ( Polyodon spathula )
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGSHaJ5PerLzTjmnz_s6DqHlcAEW-ppHxzojuGtmmpdwLj50Zw6hSRz47jPp96_x1rG4i6y61KXhyR-dFZQkjQb1DwX5NzjWbFU8C0yLocuNP2fBCOAj12kRyijgzCaIiQrBdXL4pN/s1600/benihikanku.blogspot.com---ikan-sidat.jpg
Ikan sidat ( Anguilla sp )
( Saanin, 1984)
2.5. Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain ( Sudarsono, 1990):
•Sebagai pembalut tubuh
•Alat pertahanan
•Keseimbangan cairan
•Warna
•Pergerakan
•Kelenjar kulit
•Osmoregulasi
•Organ indera kulit
2.6. Kelenjar Beracun
Kelenjar Beracun juga terdapat pada sistem integumen, dimana kelenjar beracun ini merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini berfungsi sebagai alat mempertahankan diri, menyerang atau melumpuhkan mangsa. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya, melainkan dari kelenjar empedu (Manda, 2005).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuWOS1xHcxQ3sLU8uJ-p3oRJCJFMWZZtj_ra0N9uPHo5BGhYhBpYY8Yd7WIACBRJt-pWlkGcxCb-Hgf_jEog3zP51NpMqwwbeBRv3PhQmo9GYHr7HNVv-9QGZQW4xQhHoz9YW8rPOG/s320/ikan+lele.jpeg Description: http://www.fishbase.us/images/species/Lecir_u0.gif
Siluroidae Dasyatidae
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/30/Hydrolagus_alberti.jpg/220px-Hydrolagus_alberti.jpg Description: http://25.media.tumblr.com/tumblr_m0a8yjHL2n1rqjew5o1_500.jpg
Chimaeridae Myliobatidae
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmauGkuYvjSRR9eJXoZcWBY1ovAwiYbj4gQlA2mC0le3SXOzS4KHUKh2M2l2YqYVBnK7JNEmmjqS_MJQJc_xbDsl2HxK4LNZAAekhR3ITG1gIbRsIGw9AV8OMkFBPmic0AmUSNGHOn/s1600/windowslivewriterpufferfish-229arothron-meleagris-by-nps-12.jpg
Tetraodontidae
( Saanin, 1984)
2.7. Warna Pada Sistem Integumen
Warna ikan tersebut dikarenakan oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus ( Rahardjo, 1980).
Yang termasuk biochrome ialah :
-Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya
-Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat
-Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau
-Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat
-Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan coklat
-Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan
-Purin; berwarna putih atau keperak-peraka
-Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga (Rahardjo, 1980).
2.8. Organ cahaya pada sistem integumen
Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens. Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit ( Alamsjah, 1974).
Ikan-ikan yang dapat mengeluaran cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup diperairan dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke permukaan untuk ruaya makanan. Di laut dalam terletak antara 300 – 1000 meter dibawah permukaan laut ( Djuhanda, 1981).
Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt). Ini biasanya terdapat pada golongan Elasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei (Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae) ( Alamsjah, 1974).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem Integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Organ integumen yang terdapat pada ikan (pisces) seperti kulit, lendir, pigmen warna, organ cahaya, kelenjar beracun. Kulit merupakan pembalut tubuh yang berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyakit, dan penyesuaian diri terhadap lingkungan.Struktur kulit dibagi menjadi dua, yang pertama epidermis yaitu kulit bagian luar, dan dermis kulit bagian dalam.
Lendir yaitu zat (semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin. Apabila bersentuhan dengan air membentuk lendir yang terdapat pada ikan yang tidak bersisik, lebih tebal dari pada ikan yang bersisik. Sisik merupakan merupakan bagian dari rangka dermis karena dibuat dari lapisan dermis. Bentuk dan bahan yang dikandung sisik ikan dibedakan menjadi 5 jenis yaitu cosmoid, placoid,, ganoid, cycloid, stenoid.
Beragamnya warna dari bermacam – macam jenis ikan diakibatkan oleh schemachrom (konfigurasi fisik), biochrome (pigmen pembawa warna), iridocyte (sel cermin karena dapat memantulkan warna dari luar tubuh), cromatophore (butiran – butiran pigmen merupakan sumber warna sesungguhnya). Organ cahaya pada jasad hidup atau disebut biolumines. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan terdapat dua sumber pada kulit yaitu dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan ikan seperti ikan lemeri batu dan lemeri air, dan cahaya yang dikeluarkan sendiri oleh ikan contohnya ikan malacocephalus
3.2. Saran
Integument pada ikan ialah sisik. Sisik ini memilki empat jenis, dari ke empat jenis sisik ikan ini merupakan keunikan variasi yang terdapat pada ikan. Ikan merupakan hewan yang sering sekali dikonsumsi. Karena laut Indonesia memiliki beragam jenis ikan dengan keindahan ukiran sisiknya, pelestarian harus berbanding lurus dengan perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsjah, S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi – I). Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB: Bogor
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Sistematika Dasar. Jurusan Perikanan Universitas Hasanuddin: Ujungpandang.
Rahardjo, M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas
Perikanan, IPB: Bogor
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Bina Cipta,:Jakarta.
Sudaryatma, Putu Eka, Artanti Tri Lestari, Ni Lub Sunarsib, Ketut Sri Widiarti, Sulis Nur Hidayab, Didik Srinoto. 2012. Imunositokimia Streptavidin Biotin: Deteksi Dini Viral Nervous Necrosis Virus pada Lendir Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus). Available at (http://www. i-lib.ugm.ac.id). diakses 20 Mei 2013 pukul 08:56
Suripto.1990. Diktat Struktur Hewan. Jurusan Biologi ITB. Bandung
Wisnu, Gunarso, 1998. Dasar-Dasar Histologi, Erlangga: Jakarta